Mengolah Pikiran untuk Mencapai Kesuksesan
Judul Buku : Dahsyatnya Pikiran Positif
Penulis :
Areya Prabu Firdaus
Penerbit :
Penerbit FlashBooks
Cetakan :
Pertama, Juni 2016
Tebal : 180
halaman
ISBN :
978-602-391-192-9
Buku ini memaparkan cara-cara praktis
mendayagunakan pikiran positif. Bahwa semuanya berawal dari pikiran positif,
setiap input akan membentuk lapisan
dan terus menumpuk seiring pertumbuhannya. Dengan demikian, input positif kepada pikiran menjadi
sangat penting untuk memperkuat lapisan-lapisan positif yang sudah tertanam
sebelumnya (hal. 15). Menyaring dan menentukan input positif kepada pikiran termasuk salah satu jalan mencapai
kondisi pikiran optimal.
Secara umum, pikiran positif dapat membantu
kita terhindar dari stres dan depresi yang berimbas pada produktivitas kerja, menjadikan
kondisi fisik dan psikis lebih sehat, menambah rasa kepercayaan diri dan
keberanian, berefek pada pengambilan keputusan dengan benar serta lebih fokus,
bahkan memupuk keharmonisan dalam hubungan sosial. Buku ini akan memberikan
kesadaran kepada kita bahwa pikiranlah yang menjadikan seseorang pemenang atau
pecundang, sehingga membangun pikiran bawah sadar dengan pikiran positif
amatlah penting. Langkah idealnya adalah dengan mengubah keyakinan dengan
pengetahuan yang dimiliki sambil terus mengonsumsi pengetahuan baru untuk
mendapatkan sudut pandang baru yang dapat mengantarkan pada
kesuksesan-kesuksesan.
Buku ini juga akan memberikan
pengarahan pemanfaatan pikiran positif. Untuk melejitkan SDM karyawan, selain
meningkatkan pelatihan, juga bisa menggunakan metode pendidikan, magang,
perluasan kerja, pengayaan kerja, rotasi kerja, benchmark (mengevaluasi hasil kerja atau membandingkan sesuatu
dengan standar atau ukuran terbaik), uji kompetensi, coaching (bimbingan), serta promosi. Program tersebut dirancang
demi menumbuhkan mental pikiran positif para karyawan, yang pada dasarnya
terangkum dalam tiga garis besar; relasi yang sinergis dalam artian tidak
saling menjatuhkan dalam persaingan melainkan partner untuk maju, memberi atensi kepada karyawan, serta memberi
apresiasi sesuai performa dan kinerja (hal. 78).
Pikiran positif ternyata juga dapat
berimbas terhadap laju penjualan. Pikiran positif akan menghasilkan kepercayaan
diri yang sangat berguna ketika tenaga penjual berhadapan dengan pembeli/klien,
membantu tenaga penjual untuk yakin dengan segmen pembeli yang ingin disasar,
serta menumbuhkan keyakinan bahwa produk yang dijual bisa menyenangkan
sekaligus membawa manfaat bagi siapa pun yang menggunakannya. Martin Seligman
telah mengungkapnya dalam penelitiannya terhadap tenaga-tenaga penjual polis
asuransi Metlife. Tenaga penjual baru yang memliki optimisme dapat menjual
polis asuransi 37% lebih banyak dalam dua tahun pertama dan 57% lebih banyak
dalam tahun kedua setelah mereka terjun ke dalam pekerjaan tersebut daripada
tenaga penjual yang pesimis. Selama satu tahun pertama, mereka yang pesimis
banyak yang meninggalkan pekerjaannya, dengan jumlah yang mencapai dua kali
lipat mereka yang optimis (hal. 114).
Ada sebuah analogi menarik dari
Penulis yang membedakan antara orang yang berpikir positif dan negatif, yakni
saat menyikapi lilin dalam kondisi gelap. Orang yang berpikiran negatif akan
mengatakan bahwa sebatang lilin itu tidak terlalu berarti karena tidak akan
bisa memberikan penerangan cukup dan dan tidak bertahan lama. Ia pun pasrah
sambil menunggu lilin itu habis. Sementara orang yang berpikiran positif tetap
saja merasa gembira lantaran meskipun sebatang lilin disadarinya tak akan
memberikan penerangan yang cukup, keadaan itu justru membuatnya berpikir untuk
memanfaatkan lilin guna mencari sumber penerangan lain.
Pada dasarnya, dalam menghadapi peristiwa atau kondisi
apa pun harus selalu mengingatkan diri bahwa hidup selalu memiliki dua sisi;
hal-hal yang baik dan buruk. Semuanya bergantung pada persepsi dan interpretasi
kita. Pada bagian akhir buku ini, kita akan diajak memanfaatkan pikiran positif
untuk manajemen diri. Beberapa tips yang bisa diambil antara lain: memasukkan
sugesti positif dalam pikiran, fokus pada hal positif, selalu bersyukur,
tersenyum, memasukkan humor dalam hidup, menerapkan pola hidup sehat, dsb. Sangat
cocok diterapkan oleh siapa pun, mulai dari karyawan, manajer, hingga pemimpin
perusahaan.*Nur Hadi, Koran SINDO, Minggu 13 November 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar