Selasa, 10 Januari 2017

Mengolah Pikiran untuk Mencapai Kesuksesan



Mengolah Pikiran untuk Mencapai Kesuksesan




Judul Buku :  Dahsyatnya Pikiran Positif
Penulis        :  Areya Prabu Firdaus
Penerbit       :  Penerbit FlashBooks
Cetakan       :  Pertama, Juni 2016
Tebal           :  180  halaman
ISBN           :  978-602-391-192-9


Buku ini memaparkan cara-cara praktis mendayagunakan pikiran positif. Bahwa semuanya berawal dari pikiran positif, setiap input akan membentuk lapisan dan terus menumpuk seiring pertumbuhannya. Dengan demikian, input positif kepada pikiran menjadi sangat penting untuk memperkuat lapisan-lapisan positif yang sudah tertanam sebelumnya (hal. 15). Menyaring dan menentukan input positif kepada pikiran termasuk salah satu jalan mencapai kondisi pikiran optimal.
Secara umum, pikiran positif dapat membantu kita terhindar dari stres dan depresi yang berimbas pada produktivitas kerja, menjadikan kondisi fisik dan psikis lebih sehat, menambah rasa kepercayaan diri dan keberanian, berefek pada pengambilan keputusan dengan benar serta lebih fokus, bahkan memupuk keharmonisan dalam hubungan sosial. Buku ini akan memberikan kesadaran kepada kita bahwa pikiranlah yang menjadikan seseorang pemenang atau pecundang, sehingga membangun pikiran bawah sadar dengan pikiran positif amatlah penting. Langkah idealnya adalah dengan mengubah keyakinan dengan pengetahuan yang dimiliki sambil terus mengonsumsi pengetahuan baru untuk mendapatkan sudut pandang baru yang dapat mengantarkan pada kesuksesan-kesuksesan.
Buku ini juga akan memberikan pengarahan pemanfaatan pikiran positif. Untuk melejitkan SDM karyawan, selain meningkatkan pelatihan, juga bisa menggunakan metode pendidikan, magang, perluasan kerja, pengayaan kerja, rotasi kerja, benchmark (mengevaluasi hasil kerja atau membandingkan sesuatu dengan standar atau ukuran terbaik), uji kompetensi, coaching (bimbingan), serta promosi. Program tersebut dirancang demi menumbuhkan mental pikiran positif para karyawan, yang pada dasarnya terangkum dalam tiga garis besar; relasi yang sinergis dalam artian tidak saling menjatuhkan dalam persaingan melainkan partner untuk maju, memberi atensi kepada karyawan, serta memberi apresiasi sesuai performa dan kinerja (hal. 78).
Pikiran positif ternyata juga dapat berimbas terhadap laju penjualan. Pikiran positif akan menghasilkan kepercayaan diri yang sangat berguna ketika tenaga penjual berhadapan dengan pembeli/klien, membantu tenaga penjual untuk yakin dengan segmen pembeli yang ingin disasar, serta menumbuhkan keyakinan bahwa produk yang dijual bisa menyenangkan sekaligus membawa manfaat bagi siapa pun yang menggunakannya. Martin Seligman telah mengungkapnya dalam penelitiannya terhadap tenaga-tenaga penjual polis asuransi Metlife. Tenaga penjual baru yang memliki optimisme dapat menjual polis asuransi 37% lebih banyak dalam dua tahun pertama dan 57% lebih banyak dalam tahun kedua setelah mereka terjun ke dalam pekerjaan tersebut daripada tenaga penjual yang pesimis. Selama satu tahun pertama, mereka yang pesimis banyak yang meninggalkan pekerjaannya, dengan jumlah yang mencapai dua kali lipat mereka yang optimis (hal. 114).
Ada sebuah analogi menarik dari Penulis yang membedakan antara orang yang berpikir positif dan negatif, yakni saat menyikapi lilin dalam kondisi gelap. Orang yang berpikiran negatif akan mengatakan bahwa sebatang lilin itu tidak terlalu berarti karena tidak akan bisa memberikan penerangan cukup dan dan tidak bertahan lama. Ia pun pasrah sambil menunggu lilin itu habis. Sementara orang yang berpikiran positif tetap saja merasa gembira lantaran meskipun sebatang lilin disadarinya tak akan memberikan penerangan yang cukup, keadaan itu justru membuatnya berpikir untuk memanfaatkan lilin guna mencari sumber penerangan lain.
Pada dasarnya, dalam menghadapi peristiwa atau kondisi apa pun harus selalu mengingatkan diri bahwa hidup selalu memiliki dua sisi; hal-hal yang baik dan buruk. Semuanya bergantung pada persepsi dan interpretasi kita. Pada bagian akhir buku ini, kita akan diajak memanfaatkan pikiran positif untuk manajemen diri. Beberapa tips yang bisa diambil antara lain: memasukkan sugesti positif dalam pikiran, fokus pada hal positif, selalu bersyukur, tersenyum, memasukkan humor dalam hidup, menerapkan pola hidup sehat, dsb. Sangat cocok diterapkan oleh siapa pun, mulai dari karyawan, manajer, hingga pemimpin perusahaan.*

Nur Hadi, Koran SINDO, Minggu 13 November 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar