Minggu, 31 Mei 2020

Kesalahan Bahasa (yang Dimaklumi?)


Kesalahan Bahasa (yang Dimaklumi)?




Jika Anda berkendara di jalanan, mungkin dengan mudahnya akan menemukan frasa ‘cucian motor/mobil’, ‘warung makan’, dan setipenya. Pernahkah Anda berpikir bahwa sebenarnya ada kejanggalan dalam frasa tersebut? Imbuhan ‘-an’ dalam “cucian motor” yang seharusnya memiliki arti hasil dari proses mencuci, justru digunakan untuk menunjuk pada tempat pencucian motor. Frasa ‘warung makan’ juga tidak berarti warungnya (yang sedang) makan. Tetapi lebih kepada pengertian warung tempat memesan makanan. Namun lantaran kita (dianggap) sudah mafhum tentang maksud dari sang pemasang tulisan tersebut, jadilah semuanya terasa/dianggap wajar dan benar.

Sabtu, 30 Mei 2020

Dan Pembaca pun Boleh Bosan


Dan Pembaca pun Boleh Bosan



Awal tahun 2000-an boleh dibilang adalah era masa gemilangnya buku-buku fiksi islami. Dipelopori oleh majalah remaja Annida, sebuah media yang banyak memberikan jalan bagi para penulisnya untuk mengenalkan apa itu yang disebut sebagai sastra islami. Di majalah remaja inilah banyak bermunculan penulis-penulis yang sekarang namanya dikenal sebagai ‘pabrik’ fiksi islami—meski sebagiannya kemudian menyeberang ke sastra arus utama. Pada era itu pula banyak penerbit mulai membuka lini fiksi islami. Namun tujuh belas tahun kemudian (1992-2009), seiring dengan meredupnya booming fiksi islami, majalah ini pun akhirnya harus rela mengubur diri dalam dunia maya. Penyebabnya diduga tak lain dan tak bukan adalah jenuhnya pasar dalam merespons buku-buku berlabel fiksi islami. Sungguh ironi.