Sabtu, 15 Desember 2018

Masa Depan Takhayul di Pegunungan Carpathia



Masa Depan Takhayul di Pegunungan Carpathia




Judul Buku  : The Castle of the Carpathians
Penulis        : Jules Verne
Penerjemah : Prisca Primasari
Penerbit      : Penerbit Qanita
Cetakan      : Pertama,  2017
Tebal          : 246 halaman
ISBN          : 978-602-402-074-3

Minggu, 21 Oktober 2018

Laporan Pertanggungjawaban Penjurian Lomba Penulisan Artikel (Esai) SMANSARA



Laporan Pertanggungjawaban Penjurian Lomba Penulisan Artikel (Esai) SMANSARA





Menuliskan kembali pengalaman empiris seringkali memiliki kelebihan tersendiri. Di samping tinggal menggali ingatan sendiri, materi yang disampaikan juga terbilang dekat dengan dunia penulisnya sendiri sehingga naskah yang dihasilkan pun lebih detail, ‘bernyawa’, luwes, dan tak hanya melulu berisi konsep-konsep ‘kosong’ belaka, lantaran konsep-konsep pemikiran yang diusung penulis langsung terhubung dengan realita. Bukankah teori-teori pada dasarnya dilahirkan oleh realita yang sudah ada, dan bukan sebaliknya? Inilah kunci utama yang saya jadikan patokan dalam menilai tiga puluh naskah artikel siswa-siswi SMANSARA.

Senin, 27 Agustus 2018

Penulis dan Kata-Kata Bijaknya



 Penulis dan Kata-Kata Bijaknya





Dalam sebuah status media sosial, salah seorang teman saya pernah menuliskan amarah perihal penipuan yang pernah dialaminya terkait setoran dana yang telah ia berikan kepada seorang penulis. Katanya, sekian persen dari hasil penjualan buku hendak disumbangkan ke sejumlah yayasan penyantun anak yatim dan kegiatan yang intinya para pemberi dana gotong royong akan diikutkan serta dalam kegiatan yang ia galang. Namun setelah sekian bulan menunggu, sungguh jauh dari kenyataan. Ia telah kena tipu. Teman saya ini pun kemudian tanpa ragu menumpahkan semua kekesalannya dalam sebuah status media sosial. Betapa, di ranah mereka yang biasa menyuarakan kebaikan (lewat tulisan) pun ternyata juga ada penipunya.
Saya akan mengajak Anda untuk melupakan kasus penipuan itu dulu. Entah mengapa saya justru teringat dengan apa yang pernah dinyatakan oleh Roland Barthes, seorang kritikus sastra, filsuf, ahli linguistik dan semiotika kelahiran Cherbourg, Normandia—Perancis, 12 November 1915, perihal kematian pengarang. Katanya, (Sapardi, 2018: 194-195) ketika dalam proses menulis teks, pengarang mengalami proses kematiannya dan ketika teks selesai ditulisnya ia benar-benar sudah lenyap atau mati, suatu peristiwa yang kemudian disusul dengan kelahiran pembaca. Sapardi Djoko Damono (dalam “Alih Wahana”, 2018) kemudian memberikan catatan kaki bahwa ‘bahasa’lah yang kemudian melahirkan sastra, sama sekali bukan pengarang. Yang berbicara dalam teks, yang melakukan sesuatu, bukanlah ‘aku’ pengarang, melainkan kuasa bahasa yang kemudian dilahirkan kembali oleh (tafsiran) pembaca. Maka tak heran jika satu teks, kadang bisa melahirkan sekian tafsir oleh sekian pembaca.

Jumat, 17 Agustus 2018

Masuk Nominasi Krakatau Award (Lagi) 2018

   



     Setelah dua tahun absen dari ajang lomba-lomba, alhamdulillah akhirnya tahun ini bisa mencatatkan nama lagi di ajang Lomba Cerpen Krakatau Award 2018. Meski di berita-berita telah tersebar insiden salah ketik nama, hahaha...
     Berita ini saya kutip dari berita-berita yang sudah tersebar itu. Tentu saja setelah perbaikan atas nama saya sendiri.
     "Rindu Tak Berujung di Tanjung Setia" mungkin takkan tertera dalam lomba ini jika bukan lantaran jasa Mas Mashdar Zainal. Tanggal 27 Juli, ketika saya harus sendirian menunggui Emak di RSI Kudus akibat penyakit vertigonya yang kambuh, saya yang memang sudah niat ikut even ini baru bisa menyelesaikan tiga lembar naskah. Itu pun saya ketik di telepon genggam. Saking sebal dan stressnya, saya menghibur diri dengan menuliskan kegalauan/kegagalan saya untuk ikut even yang pada mulanya dibatasi tanggal pengirimannya sampai tanggal 27 Juli pukul 24.00 WIB saja di status WA. Tanpa dinyana, Mas Mashdar mengomentari status receh saya itu, dan mengatakan, "Kan diperpanjang sampai 2 Agustus, Mas..."
     Bisa dibayangkan reaksi saya waktu itu...
     Dan inilah hasilnya... hamdalah...meski cuma masuk nominee ^_^

Selasa, 20 Maret 2018

Pertanggungjawaban Fiksi Terhadap Dunia Realitas



Pertanggungjawaban Fiksi Terhadap Dunia Realitas




Fiksi adalah sebuah media yang dalam tataran penyajiannya senantiasa menggunakan kode dan tanda sebagai pengganti objek dalam dunia realitas. Baik dalam karya realis, realis magis, apalagi surealis. Sang pengarang bisa dengan leluasa memainkan kode atau tanda yang ia pinjam untuk memengaruhi pembaca, tak peduli kode atau tanda yang ia pinjam berupa objek mati atau makhluk hidup. Ia berusaha memakai daya sihir dunia hiperrealitas untuk mengail kepercayaan pembaca atau berusaha mengubah keyakinan pembaca yang telah mapan.

Belajar Merawat Multikulturalisme dari Negeri Kangguru



Belajar Merawat Multikulturalisme dari Negeri Kangguru



Judul Buku  :  Hidup Damai di Negeri Multikultur
Penulis        :  Forum Alumni MEP Australia-Indonesia
Penerbit       :  PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan       :  Pertama, Maret 2017
Tebal           :  679 halaman
ISBN           :  978-602-03-5143-8