Minggu, 28 September 2014

Sastra Bonsai



Sastra Bonsai



Setali dengan pendapat Gilles Deleuze dalam Nietzsche and Philosophy (1962) dalam soal kritik, bahwa inti kritik sebenarnya bukanlah pembenaran (bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah), namun hanya merupakan cara pandang yang berbeda dalam merasakan. Pendek kata, kritik adalah sensibilitas lain. Maka tak heran jika kritik antara satu orang dengan yang lainnya bisa berbeda meski obyek yang menjadi sumber kritik satu sama. Karena sensibilitas tiap individu tentulah akan berbeda-beda tergantung pengalaman yang telah tertabung dalam otak dan hatinya.
Hal ini kemudian akan menimbulkan masalah jika dua orang pengkritik saling ngotot perihal kefasihan kritik yang telah disampaikan. Apalagi jika dua orang tersebut sama-sama menganggap dirinya ‘paling’ dibanding yang lain. Sementara obyek yang menjadi sasaran kritik atau sasaran pembanding terhadap obyek itu, hampir tiada cacat cela yang begitu berarti. Mungkin itu sebabnya dalam suatu lomba, terutama menulis, sering didapati pasal persyaratan; Keputusan juri bersifat final, alias tidak dapat diganggu gugat.

Kamis, 18 September 2014

Dia telah Meninggalkan Tubuhnya



Dia Telah Meninggalkan Tubuhnya




Jangan kira di bangku bawah pohon mangga di taman kota yang sering kalian kunjungi itu kosong. Sebenarnya ada seseorang di situ. Seseorang yang tak bisa kalian lihat. Namun ia bisa melihat semua kalian dari tempat duduknya. Seperti sekarang.
Hari masih berselimut dingin embun pagi. Kicau seekor burung pipit yang terdengar murung di telinga seolah mengabarkan dirinya yang  kesepian. Rerumputan masih basah. Beberapa orang terlihat lari pagi. Dua petugas kebersihan terlihat sibuk melaksanakan tugas hariannya. Sepasang muda-mudi tampak bercakap riang di bawah rindang akasia. Semua itu berganti-ganti menjadi pemandangan yang dilihat oleh sesosok di bangku taman itu. Sesosok yang tengah menikmati ketenangannya sendiri, yang banyak hari di belakang tak pernah ia dapati.
Kini, puaslah ia melihat dunia yang tak lagi hirau padanya. Tersenyum-senyumlah ia mengenang rentetan peristiwa dalam kepalanya. Tak seperti dulu, ketika ia masih memakai pakaian gemerlapan itu. Bahkan untuk sekedar membunuh jenuh ke mall saja, ia langsung diburu.
*          *          *

Belajar dari Filosofi Warisan Tiongkok Kuno



Belajar dari Filosofi Warisan Tiongkok Kuno



Judul Buku  :  Filosofi-Filosofi Warisan Tiongkok Kuno
Penulis        :  Emsan
Penerbit       :  Penerbit Laksana
Cetakan       :  Pertama, September  2014
Tebal           :  276 halaman
Harga          :  45.000
ISBN           :  978-602-255-646-6

Sabtu, 06 September 2014

Siri



Siri[1]



Sejak lelaki itu tak tercium baunya lagi, kulihat Mbak Yuni jadi seperti pohon yang meranggas. Sering kulihat ia menangis dalam kesunyiannya sendiri.
Semuanya dimulai tiga tahun silam. Pak Darji lah yang mengenalkan lelaki itu ke Bapak. Lelaki dari Semarang. Ia punya dua petak sawah di Sugihmanik sini. pak Darji adalah orang yang dipercaya menggarap sawah itu dengan sistim paroan[2].
Kukira sejak semula Mbak Yuni memang tak suka-suka amat dengan lelaki itu. Mungkin karena cara lelaki itu menawarkan, memperlihatkan sekaligus memamerkan diri, Mbak Yuni jadi seperti tak punya pilihan lain.
Saat pertama kali Pak Darji menanyakan Mbak Yuni kepada Bapak, dia membawa sekardus oleh-oleh untuk kami berlima. Lalu setelah Bapak semakin ramah kepada Pak Darji, dia pun jadi semakin sering datang dengan bermacam-macam oleh-oleh. Dari berkaleng-kaleng biskuit, pakaian, TV, bahkan juga berkarung-karung beras hasil sawahnya.

Jumat, 05 September 2014

Cirakalasupta



Cirakalasupta



Sebenarnya sudah sejak dari pertapaan Goharna  aku melihat kejanggalan itu. Tentang siapa sebenarnya yang dianugerahi cirakalasupta oleh Sang Brahma. Meski awal mulanya aku sangat tidak menduganya karena lelaki itulah orang yang pertama kali mentertawakan permintaanku yang tak kusengaja.
“Kamu ini memang adikku yang paling lugu, Kumbakarna. Kenapa kau minta anugerah kesaktian untuk tidur? Cobalah pikir, apa faedahnya untukmu? Kalau hanya untuk tidur, siapapun bisa melakukannya. Dan kalaupun kau menginginkan untuk tidur seribu tahun, aku bisa menjamin bahwa siapapun takkan berani mengganggu tidurmu.”
Aku memang termangu-mangu saat menyadari ketololanku itu. Bagaimana aku bisa mengucap cirakalasupta untuk susah payahku selama sepuluh ribu tahun? Padahal sebelumnya aku sudah merencanakan permintaan seruntut mungkin.

Rabu, 03 September 2014

Langkah Cerdas Atasi Penyakit Paling Mematikan



Langkah Cerdas Atasi Penyakit Paling Mematikan


Judul Buku  :  Save Your Live (Mengatasi 9 Penyakit Paling Mematikan)
Penerjemah  :  Rani Ekawati
Penulis        :  Prof. Michael Kidd & Prof. Leanne Rowe
Penerbit       :  Penerbit Noura Books
Cetakan       :  Cetakan Pertama, Mei 2014
Tebal           :  227 halaman
ISBN           :  978-602-1606-42-1

Dengan teknologi kesehatan yang semakin canggih, angka harapan hidup manusia sebenarnya terus meningkat. Namun hal itu jangan sampai berarti bahwa kita bisa berumur panjang, tetapi sakit-sakitan, bergantung pada obat, atau bahkan mengalami disabilitas ketika tua. Buku ini akan mengajari kita langkah apa saja yang bisa membuat lebih sehat dan bugar serta terbebas dari sembilan penyakit utama yang paling banyak membawa kematian.
Langkah pertama yang dianjurkan adalah pemeriksaan kesehatan (hal. 2), dari mulai lingkar pinggang dan indeks massa tubuh, tekanan darah, dan tes urine. Langkah kedua yakni mengetahui riwayat kesehatan keluarga (hal. 24). Hal ini dimaksudkan guna memudahkan saat berkonsultasi dengan dokter untuk membuat rencana kesehatan pribadi menyeluruh untuk skrining beberapa penyakit umum yang bisa dicegah berdasar riwayat medis dan riwayat keluarga. Ketiga adalah dengan memperbaiki diet (hal. 32). Penurunan berat badan dan kondisi sehat jangka panjang sebaiknya dicapai melalui diet yang sesuai, disertai dengan perubahan gaya hidup. Olahraga adalah langkah keempat yang dianjurkan (hal. 52). Bagaimana memilih olahraga yang sesuai, berapa lama porsinya, serta tips untuk mematuhi rencana berolahraga, dibeberkan detail mengingat pentingnya aktivitas fisik ini demi pencegahan penyakit dan kesehatan jangka panjang. Langkah selanjutnya adalah mengurangi segala perilaku berisiko, baik untuk jangka panjang apalagi yang jangka pendek (hal. 62). Beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi alkohol, penyalahgunaan psikotropika, seks bebas, atau tak memerhatikan keselamatan saat berkendara di jalan raya, alangkah baiknya diganti dengan kegiatan-kegiatan positif yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Di Australia, biaya kesehatan langsung akibat merokok konon mencapai 1,1 miliar dolar per tahun. Bisa dibayangkan jika dana itu dialihkan ke bidang lain yang lebih membutuhkan. Langkah terakhir yang dianjurkan adalah merespons kondisi darurat dengan cepat (hal. 90). Banyak orang yang mendapat pengobatan sejak awal setelah serangan jantung atau stroke akan tetap menjalani kehidupan normal. Banyak kanker dapat disembuhkan, deteksi dini diabetes, penyakit jiwa, atau osteoporosis, dapat disembuhkan dengan perubahan gaya hidup yang mudah.
Di bagian kedua buku ini, Anda akan diingatkan mengenai bahaya sembilan besar penyakit yang paling banyak membawa kematian. Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian dan disabilitas nomor satu. Sekitar 3,4 juta orang Australia dan 7,6 juta orang Indonesia tercatat mengalami gangguan ini setiap tahunnya (2013). Penyakit ini dapat dicegah dan diobati dengan penanganan faktor risiko yang meliputi; kebiasaan merokok, jarang melakukan aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, dan apnea tidur obstruktif. Stroke adalah pembunuh utama selanjutnya. Hampir sama dengan penanganan penyakit jantung, pengendalian faktor risiko dan deteksi dini bisa sangat menurunkan peluang. Kanker adalah momok berikutnya, di mana setiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita per 100.000 penduduk (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Disusul penyakit paru yang jumlah penderitanya meningkat 20% setiap tahun seiring peningkatan jumlah perokok. Penyakit selanjutnya adalah depresi, di mana kita dianjurkan proaktif melindungi diri dengan menantang pikiran negatif, lebih sering bersantai dan berolahraga, memelihara hubungan pribadi, tidur nyenyak, konsumsi makanan bergizi, dan mencari pertolongan sesegera mungkin. Konseling psikologis, terapi perilaku kognitif dan obat antidepresan merupakan penanganan paling efektif. Demensia (kepikunan), diabetes, dan osteoporosis, juga masuk dalam sembilan penyakit mematikan ini. Diselipi beberapa pengalaman nyata serta bagaimana cara efektif pendeteksian dini dan pencegahannya, buku ini sungguh layak menjadi pegangan keluarga yang ingin lebih produktif dan bahagia. Maukah Anda menyelamatkan diri dan orang-orang yang Anda cintai?*


(Nur Hadi, Jateng Pos, Minggu 31 Agustus 2014)