Kamis, 31 Maret 2016

Kisah di Balik Penjurian Green Pen Award ke-3 2016

Memaknai Kreativitas dan Imajinasi di Balik Cerpen

 

AKARPADINEWS.COM, Jakarta (30/3) | SETIAP kali diminta menjadi juri sayembara atau lomba penulisan cerita pendek atau sejenisnya, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah gagasan di balik tajuk dan tema, baik yang berkembang sebagai ilusi, fantasi, maupun imajinasi.
Meskipun banyak orang menempatkan ketiganya sebagai sesuatu yang sama, berupa khayalan. Saya membedakan ketiganya, meski dalam satu tarikan napas.
Ilusi adalah khayalan yang berkembang sedemikian rupa dan mengembara mengarungi cakrawala khayali. Fantasi adalah khayalan yang berkembang secara khas dan bergerak antara empirisma dan non empirisma. Akan halnya imajinasi, saya pahami, sebagai deskripsi abstraktif yang berada di luar empirisma manusia, namun di dalamnya terdapat intuitive reason.
Karena itu, imajinasi bisa merupakan realitas kedua yang berangkat dari realitas pertama dalam kehidupan empiris, atau realitas kedua yang bisa dimanifestasikan dalam realitas pertama kehidupan sehari-hari yang bersifat empiristik.
Berbeda dengan novel, novellette, atau roman, yang menjadi ruang pengembaraan ilusi, fantasi, dan imajinasi yang relatif lebih luas, cerita pendek merupakan medium pengembaraan ilusi, fantasi, dan imajinasi yang berbatas dan terbatas. Kendati demikian, cerita pendek, sama dihidupkan oleh tiga daya utama : bahasa, plot, dan setting.
Dalam menilai naskah lomba cerita pendek Green Pen Award – Perhutani, yang bertema sentral pada hutan dan lingkungan, saya mengikuti alur dan bingkai tujuan penyelenggaraan lomba. Tentu dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang sangat mungkin dihasilkan oleh ilusi, fantasi, dan imajinasi penulis terkait dengan tema. Termasuk persinggungannya dengan realitas empirik mutakhir (aktual), seperti pembalakan hutan secara liar (illegal loging), dampak pembakaran hutan dalam kehidupan umat manusia, konservasi hutan dan korelasinya dengan lingkungan hidup, termasuk korelasi deforestasi (penebangan hutan) dengan beragam realitas pahit kehidupan sosial, seperti longsor, banjir bandang, dan lainnya.
Pun, korelasi hutan dan lingkungan dengan budaya dan peradaban manusia, yang mempertemukan realitas lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.

Di Balik Penjurian "Mlangun"

Mlangun Menangkan Perhutani Green Pen Award 3

 

 Posted in: Berita & Press Release

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | CERITA pendek bertajuk Mlangun, Lelaki Yang Memakan Asap, dan Khayal menangkan Perhutani Green Pen Award 3 – 2016 pada masing-masing kategori, sebagaimana diumumkan penyelenggara, Selasa (29/3/16) sore.
Seluruh rangkaian proses penilaian naskah cerita pendek (cerpen) Lomba menulis Cerita Pendek Hutan dan Lingkungan, Perhutani Freen Pen Award 3 – 2016, berakhir sudah. Dewan Juri yang terdiri dari para cerpenis dan budayawan Indonesia (Dr. Budo Freehearty, Leila S. Chudori, Wina Bojonegoro, Soesi Sastro, dan N. Syamsuddin Ch. Haesy) telah memilih para pemenang.
Pengumuman para pemenang lomba ini, dipublikasikan oleh Ketua Penyelenggara, Sekretaris Perusahaan, John Novarly, melalui website : http://perumperhutani.com/2016/03/pengumuman-pemenang-perhutani-green-pen-award-3-tahun-2016/ .
Menurut Ketua Penyelenggara, salah satu tujuan penyelenggaraan Green Pen Award yang sudah ketigakali ini, adalah mencari penulis-penulis muda berbakat.” Khasnya untuk meningkatkan daya imajinasi, empati, simpati, dan kepekaan generasi muda terhadap sumberdaya hutan dan lingkungan melalui sastra tulis.
Selain itu, lomba ini diselenggarakan untuk meningkatkan rasa cinta dan kesadararan generasi muda pada kelestarian hutan dan lingkungan hidup, serta meningkatkan citra perusahaan pada generasi muda Indonesia.
Penyelenggaraan Perhutani Green Pen Award dimulai tahun 2014, 2015, dan tahun 2016 ini memasuki tahun ketiga. Lomba ini diminati peserta, baik dari kalangan pemula dan anak-anak, sampai penulis cerpen yang biasa menulis untuk media massa dan buku. Tahun ini, peserta lomba yang mengirimkan naskah CERPEN tak kurang 1.500 orang dari seluruh Indonesia bahkan dari Malaysia dan Mesir.

Selasa, 29 Maret 2016

Kemenangan di Lomba Menulis Cerpen Green Pen Award ke-3 Perum Perhutani 2016

Percaya saja bahwa apa pun bisa kau capai, jika kau berani memimpikan dan berusaha mewujudkannya. Seberapa pun kemampuan yang kau punya, hasil yang kau peroleh, itulah yang terbaik.

Pengumuman Pemenang Perhutani Green Pen Award 3 Tahun 2016

JAKARTA, PERHUTANI (29/3/2016) I Perum Perhutani untuk ketiga kalinya menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita Pendek Hutan dan Lingkungan – Perhutani Green Pen Award 3 Tahun 2016 yang pengumumannya ditetapkan pada hari ini Selasa (29/3/2016), bertepatan dengan Hari Jadi Perum Perhutani Ke-55.

Salah satu tujuan penyelenggaraan Perhutani Green Pen Award adalah mencari penulis-penulis muda berbakat, meningkatkan daya imajinasi, empati, simpati, dan kepekaan generasi muda terhadap sumberdaya hutan dan lingkungan melalui sastra tulis; meningkatkan rasa cinta dan kesadararan generasi muda pada kelestarian hutan dan lingkungan hidup; serta meningkatkan citra perusahaan pada generasi muda Indonesia.
Perhutani Green Pen Award mulai diadakan pada tahun 2014, 2015 dan pada tahun 2016 ini memasuki tahun ketiga. Peserta lomba yang mengirimkan naskah CERPEN lebih kurang 1.500 orang dari seluruh Indonesia bahkan dari mancanegara seperti Malaysia dan Mesir.

Naskah-naskah yang masuk diseleksi tiga tahap, yaitu seleksi kelengkapan administrasi, seleksi awal dan seleksi final untuk menentukan para pemenang. Berdasarkan Keputusan Dewan Juri, ditetapkan sebagai pemenang lomba Perhutani Green Pen Award Ke-3 Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Senin, 14 Maret 2016

Cover Buku dan Sebuah Kata Pengantar

Rencana cover "Laba-laba yang Terus Merajut Sarangnya", yang akan rilis April 2016
Terdiri dari 17 cerpen pilihan yang sudah pernah dimuat media semua...


Terminologi Kiai, Dulu dan Kini



Terminologi Kiai, Dulu dan Kini




Terserap dari bahasa Tiongkok, ‘kiai’ berasal dari kata ‘kiya’ yang berarti ‘jalan’, dan ‘i’ yang berarti ‘lurus’. Kiai adalah orang yang benar-benar menempuh jalan kebenaran dalam setiap ucapan, keputusan, perbuatan, serta tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat (Putra Poser Alam, 2015:96). Sementara dalam KBBI sendiri, kiai didefinisikan sebagai alim ulama atau yang cerdik pandai dalam ilmu agama. Dalam sebuah hadits, Nabi Saw. menjelaskan bahwa kiai (ulama) merupakan pintu gerbang untuk mengetahui semua ajaran agama. Lantaran efek keilmuannya tersebut, seorang kiai seringkali mendapatkan kedudukan istimewa dalam masyarakat.

Jumat, 11 Maret 2016

Alat Kelengkapan Sekolah & LKS Fitur

Nah, untuk beberapa alat kelengkapan sekolah berikut, bisa pesan ke saya :)
Nur Hadi (085 740 647 371). Harga bersaing kok. Sila ditengok...

1) Bedge (bahan bordir komputer)
    dengan jumlah pesanan masing-masing minimal 60 biji. Kecuali untuk 'nama' yang per paketnya harus tiga pasang yang berarti 600 X 3.

a.  Logo OSIS
harga 750,-