Selasa, 27 Oktober 2020

Karpet Merah

 

Karpet Merah

 


Kita mungkin sudah tak asing lagi dengan penggunaan frasa ‘karpet merah’ yang sering diasosiasikan sebagai jalur atau jalan yang dikhususkan bagi para elit dalam sebuah acara resmi. Setidaknya demikianlah yang telah menjadi budaya dalam beberapa acara-acara resmi semacam OSCAR atau penyambutan para tamu penting yang bersifat protokoler.

Selasa, 21 Juli 2020

Masa Depan Hancur?


Masa Depan; Hancur?




Beberapa waktu silam, ketika berita perundungan seorang siswi SMU yang dilakukan oleh kawan-kawannya sendiri—hingga merusak keperawanannya, merebak di media sosial, beragam tanggapan/status dan komentar pun bermunculan pula di media sosial. Beberapa status tanggapan di media sosial itu mengatakan bahwa para siswi tersebut telah merusak dan menghancurkan masa depan korban perundungan dan pelecehan tersebut.

Minggu, 31 Mei 2020

Kesalahan Bahasa (yang Dimaklumi?)


Kesalahan Bahasa (yang Dimaklumi)?




Jika Anda berkendara di jalanan, mungkin dengan mudahnya akan menemukan frasa ‘cucian motor/mobil’, ‘warung makan’, dan setipenya. Pernahkah Anda berpikir bahwa sebenarnya ada kejanggalan dalam frasa tersebut? Imbuhan ‘-an’ dalam “cucian motor” yang seharusnya memiliki arti hasil dari proses mencuci, justru digunakan untuk menunjuk pada tempat pencucian motor. Frasa ‘warung makan’ juga tidak berarti warungnya (yang sedang) makan. Tetapi lebih kepada pengertian warung tempat memesan makanan. Namun lantaran kita (dianggap) sudah mafhum tentang maksud dari sang pemasang tulisan tersebut, jadilah semuanya terasa/dianggap wajar dan benar.

Sabtu, 30 Mei 2020

Dan Pembaca pun Boleh Bosan


Dan Pembaca pun Boleh Bosan



Awal tahun 2000-an boleh dibilang adalah era masa gemilangnya buku-buku fiksi islami. Dipelopori oleh majalah remaja Annida, sebuah media yang banyak memberikan jalan bagi para penulisnya untuk mengenalkan apa itu yang disebut sebagai sastra islami. Di majalah remaja inilah banyak bermunculan penulis-penulis yang sekarang namanya dikenal sebagai ‘pabrik’ fiksi islami—meski sebagiannya kemudian menyeberang ke sastra arus utama. Pada era itu pula banyak penerbit mulai membuka lini fiksi islami. Namun tujuh belas tahun kemudian (1992-2009), seiring dengan meredupnya booming fiksi islami, majalah ini pun akhirnya harus rela mengubur diri dalam dunia maya. Penyebabnya diduga tak lain dan tak bukan adalah jenuhnya pasar dalam merespons buku-buku berlabel fiksi islami. Sungguh ironi.

Selasa, 18 Februari 2020

Perihal Kematian Pengarang

Perihal Kematian Pengarang






Bagaimana pendapat Anda jika penulis yang selama ini karya-karyanya Anda kenal begitu romantis dan bertutur bahasa lembut namun kemudian secara langsung Anda melihatnya marah, berkata-kata tak senonoh, kotor, dan terasa begitu jauh dari apa yang Anda dapatkan dalam karya-karyanya? Apakah penulis fiksi harus selalu sama seperti (setidaknya) tokoh utama yang pernah dibuatnya?

Rabu, 29 Januari 2020

Menyanjung Diri Sendiri

MENYANJUNG DIRI SENDIRI



Ada banyak hal yang belum aku mengerti tentang segala sesuatu di sekitarku. Jika dirimu tahu jawabannya, tolong berbagilah denganku.

Salah satunya adalah hal berikut; Beberapa 'sastrawan', 'kritikus', dan entah siapa lagi sering mengatakan bahwa menulis sastra itu susah, menulis puisi, cerpen, novel (yang baik) itu susah. Benar-benar susah. Bagi dia yang tahu karya yang baik/bagus itu sukar dibuat, maka pekerjaan menulis itu memang susah.