Minggu, 08 Januari 2017

Dunia Literasi dalam Perpustakaan Ajaib



Dunia Literasi dalam Perpustakaan Ajaib


Judul Buku  :  The Magic Library
Penulis        :  Jostein Gaarder & Klaus Hagerup
Penerbit       :  Penerbit Mizan
Cetakan       :  Pertama,  Januari 2016
Tebal           :  282 halaman
ISBN           :  978-979-433-924-4


Dimulai ketika dua saudara sepupu, Berit dan Nils, memutuskan saling berkirim kabar dengan sebuah media buku-surat antara Oslo dan Fjaerland. Ketika Nils membeli buku dalam perjalanan pulangnya dari Fjaerland, ia berjumpa dengan seorang perempuan aneh yang kemudian mereka kenal sebagai Bibbi Bokken (yang dalam Bahasa Yunani bibliografer berarti buku).
Siapa Bibbi Boken ini mereka asumsikan berdasar teori sastra, teori fiksi, teori menulis fiksi, puisi, sejarah buku, drama, film perpustakaan, serta imajinasi mereka sendiri. Misteri ini masih ditambah dengan misteri Perpustakaan Ajaib. Dari pertanda yang mereka kumpulkan, terdeteksi mengenai siapa sesungguhnya Bibbi Bokken; bahwa Bibbi selalu mendapat kiriman buku-buku baru namun tak terlihat satu buku pun di rumahnya (hal. 99), bahwa Bibbi, Bresani, Smiley, dan keluarga Bruun adalah anggota suatu sekte yang mencoba mengambil alih kontrol dunia (hal. 128). Namun keterangan demi keterangan yang akhirnya mereka dapat dari beberapa orang, mematahkan prasangka dan memunculkan tersangka baru.
Penulis mampu menjebak pembaca pada prasangka-prasangka keliru mengenai sosok Bibbi Boken. Misteri tokoh ini sendiri baru terbuka ketika akhirnya dua sepupu itu bertemu dan bercakap penuh gairah mengenai dunia literasi dalam sebuah perpustakaan bawah tanah kediaman Bibbi Boken.
Sebuah buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup”, itulah yang kemudian dapatkan Nils dalam perjumpaan yang amat berkesan, Nils (hal. 229).
Kita diajak menyelami betapa penting dan menariknya dunia literasi itu. Misteri incunabula—yang ditengarai merupakan embrio dari buku-buku yang akan diterbitkan (hal. 233) akhirnya terungkap ketika Bibbi Boken mengungkapkan perihal permintaan sebuah komite yang menangani tahun buku Norwegia. Mereka ingin menerbitkan buku yang akan dibagikan gratis kepada semua murid kelas enam di Norwegia. Dan ‘buku surat’ yang berisi korespondensi Nils-Berit akan masuk di dalamnya (hal. 244).
Melalui novel yang mengangkat literasi sebagai tema utama ini kita diajak untuk menyadari pentingnya bahan bacaan bermutu bagi kaum anak. Marcus ‘Smiley’ Buur Hansen yang meski sama-sama bekerja di jalur perbukuan merupakan tokoh antagonis yang patut diwaspadai. Dalam pesatnya perkembangan dunia digital seperti sekarang ini, sosok ‘Smiley’ bisa menitis ke siapa atau apa saja, yang siap menjauhkan anak-anak kita dari budaya literasi.*


Nur Hadi, SOLOPOS, Minggu 11 Desember 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar