Pentingnya Pemahaman Bahasa Nonverbal dalam Rumah
Tangga
Judul Buku : Pintar
Membaca Bahasa Wajah & Tubuh Istri
Penulis :
Yanuar A.
Penerbit :
Penerbit DIVA Press
Cetakan :
Pertama, September 2014
Tebal :
240 halaman
Harga :
38.000
ISBN :
978-602-255-669-5
Pada dasarnya, wanita
mempunyai sifat pemalu dan enggan dalam mengungkap isi hati secara terbuka,
bahkan meski telah menjadi seorang istri. Masalah kecil seperti ini dapat membesar
tatkala tak mendapat tanggapan serius dari sang suami. Bahasa verbal menjadi
sesuatu yang mereka hindari lantaran tak mau dianggap terlalu menuntut.
Biasanya, kaum istri/perempuan kerap memberi sinyal melalui bahasa isyarat
ketika tengah menginginkan atau
merasakan sesuatu. Karena itulah para suami/lelaki diharapkan mampu sedapat
mungkin memahami setiap ekkspresi yang ditunjukkan pasangannya. Buku ini hadir
untuk memfasilitasi kaum pria dalam hal tersebut. Yakni memberi panduan atau
setidakya menjadi referensi dalam hal komunikasi antar suami istri.
Patut disadari bahwa
bangunan rumah tangga yang kokoh dan harmonis bermula dari adanya pemahaman dan
komunikasi yang baik antara suami istri. Masing-masing pihak dituntut untuk
mampu memahami segala hal mengenai pasangannya; baik situasi hati, keinginan,
maupun tabiat. Sebagai contoh, ketika istri sedang dirundung kesedihan, suami
diharapkan mampu menangkap tanda-tanda kesedihan yang diperlihatkan, dan
setelah itu ia wajib hadir untuk mendampingi dan menghibur. Sebaliknya, tatkala
istri tengah merasakan kebahagiaan, melalui tanda-tanda yang diperlihatkan, sang
suami diharapkan dapat memaksimalkan momen berharga tersebut demi memaksimalkan
dan menyuburkan benih-benih cinta di antara keduanya. Menurut Yanuar, ada
beberapa manfaat yang bisa diambil dari pentingnya memahami bahasa isyarat/nonverbal
lantaran cara komunikasi tersebut memang lebih banyak digunakan. Pertama,
menghindari kebohongan. Mulut bisa berbohong, tapi tubuh tak bisa. Kedua,
menyelamatkan hubungan. Terkadang, hubungan pernikahan yang sudah lama terjalin
sekian lama bisa kandas lantaran kesalahpahaman. Ketiga, mendatangkan
kebahagiaan. Dan keempat, menjadikan komunikasi semakin efektif karena
kadangkala ada juga saat di mana pasangan enggan menggunakan bahasa komunikasi
secara verbal (hal. 22).
Pertanyaan mendasar yang
perlu dijawab ialah bagaimana suami dapat mengerti makna bahasa isyarat yang
diberikan istri? Mark L. Knapp, Judith A. Hall, dan Terrence G. Horgan dalam
bukunya yang berjudul Nonverbal
Communication in Human Interaction (Boston: Wadsworth, 2007), bahwa
organ tubuh yang sering digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara nonverbal
adalah mata, wajah, tangan, postur tubuh, dan kaki. Pada bagian kedua buku ini,
Anda akan diajak untuk memahami beberapa isyarat berdasar ekspresi wajah.
Misalnya saja ketika Anda mendapati wajah istri tampak gusar, terkadang
menggigit-gigit bibir, sesekali matanya terpejam serta berkedip lebih cepat
dari biasanya, sementara pupil mata tampak membesar. Hal tersebut dapat memberi
petunjuk bahwa istri Anda sangat ingin berhubungan intim. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh tim peneliti dari Ohio
State University,
bahwa perempuan cenderung menunggu respons dari pihak lelaki untuk memulai
segalanya, di sinilah dituntut peran aktif sang lelaki setelah melihat isyarat
yang ditunjukkan sang istri (hal 76). Atau misalnya ketika Anda mendapati istri
yang menunjukkan beberapa gejala berikut: Dahi berkerut dengan lipatan-lipatan
kulit yang terlihat nyata, tatapan mata yang sering terlihat kosong, menatap
objek tak jelas, mata merah berair seperti hendak menangis, bibir bergetar,
serta senyum yang tertahan. Kemungkinan besar pasangan Anda tengah dilanda
stres yang tak terucapkan. Begitu menangkap tanda-tanda tersebut, tentu kita
bisa langsung menelusuri penyebab dan lalu mencari solusinya (hal. 92).
Pada bagian terakhir buku
ini, Anda kemudian diberi beberapa tips panduan
untuk membahagiakan pasangan. Meski judul buku ini mengambil angle istri sebagai objek, tapi bisa
juga dipergunakan sebaliknya. Yakni menjadi panduan bagi para istri untuk
memahami gelagat suami.*
(Nur Hadi, Koran Jakarta, Senin 6 Oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar