Kamis, 30 Oktober 2014

tentang Buah



tentang  Buah



Seorang ayah menasihati anaknya perihal buah yang ingin dipilih;

Seperti itulah buah. Kulitnya adalah untuk kau kupas. Dagingnya adalah untuk kau merasai manisnya. Sedangkan isinya adalah untuk kau tanam, agar ia dapat tumbuh lagi; di dalam hatimu.


Mengapa harus ada kulit yang sepat itu ya, Ayah? Bukankah akan lebih enak jika semua buah langsung terlihat daging dan isinya?

Kulit adalah untuk pelindung dari terik cahaya, dari deras hujan, dari  ganasnya hama. Kulit adalah perhiasan untuk memikat seleramu, sehingga kadang kau tertipu. Kulit adalah penutup segala cacat. Kulit adalah pintu. Dari caramu mengupas kulit, bisa diketahui siapa kamu.

Dagingnya adalah bagian yang paling kusuka, Ayah.

Seperti itulah, anakku, semua pun menyukai daging sampai kadang abai akan kulit dan tak hirau akan isinya. Mereka terlena sehingga lupa bahwa kenikmatan daging hanya sementara, perantara menuju isi.

Bukankah isinya tak bisa dimakan, Ayah?

Isi adalah agar buah itu terus menancap dan tumbuh dalam hatimu. Maka janganlah buang ia dan janganlah lupa untuk menanamnya.
;Di hatimu

Kalinyamatan, Jepara 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar