tentang Buah
Seorang ayah
menasihati anaknya perihal buah yang ingin dipilih;
Seperti itulah
buah. Kulitnya adalah untuk kau kupas. Dagingnya adalah untuk kau merasai
manisnya. Sedangkan isinya adalah untuk kau tanam, agar ia dapat tumbuh lagi;
di dalam hatimu.
Mengapa harus
ada kulit yang sepat itu ya, Ayah? Bukankah akan lebih enak jika semua buah
langsung terlihat daging dan isinya?
Kulit adalah
untuk pelindung dari terik cahaya, dari deras hujan, dari ganasnya hama. Kulit adalah perhiasan untuk
memikat seleramu, sehingga kadang kau tertipu. Kulit adalah penutup segala
cacat. Kulit adalah pintu. Dari caramu mengupas kulit, bisa diketahui siapa
kamu.
Dagingnya adalah
bagian yang paling kusuka, Ayah.
Seperti itulah,
anakku, semua pun menyukai daging sampai kadang abai akan kulit dan tak hirau
akan isinya. Mereka terlena sehingga lupa bahwa kenikmatan daging hanya
sementara, perantara menuju isi.
Bukankah isinya
tak bisa dimakan, Ayah?
Isi adalah agar
buah itu terus menancap dan tumbuh dalam hatimu. Maka janganlah buang ia dan
janganlah lupa untuk menanamnya.
;Di hatimu
Kalinyamatan,
Jepara 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar