Pohon Keramat
Tubuhku gigil. Kaki tak bisa kuangkat. Aku bahkan terkencing-kencing saat
kelima pohon itu mengaum dan mengobrak-abrik seisi desa. Rumah-rumah dipukulnya
dengan dahan-dahannya yang besar, yang menyerupai tangan. Kelima pohon itu
memaksa semua orang keluar dari sarang. Mereka bilang akan menghukum semua
warga desa karena telah melanggar pantangan.
Aku menjerit ketika salah satu di antara mereka datang menghampiri.
Kepanikan semakin menjadi saat kedua kakiku tak juga bisa digerakkan.