Salat Sebagai Terapi
Judul Buku : Sembuh
Total
Penulis :
M. Yusuf Ubaidillah
Penerbit :
Penerbit Saufa
Cetakan :
Pertama, 2015
Tebal :
244 halaman
ISBN :
978-602-0806-09-9
Allah yang menurunkan penyakit, dan Allah pula yang
memberikan penyembuhnya. Jika ada sebuah penyakit yang belum dapat tertangani
oleh ihtiar manusia, itu tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan manusia.
Mendekat kepada-Nya menjadi jalan keniscayaan yang semestinya ditempuh agar Dia
memberikan kesembuhan. Salat menjadi jalur yang bisa ditempuh untuk mendapatkan
kedekatan itu. Buku ini memaparkan sejumlah bukti dan keterkaitan salat sunnah
dengan terapi penyembuhan.
Tahajjud disinyalir dapat menambah daya imunitas
tubuh lantaran orang bangun tidur di malam hari berarti menghentikan kebiasaan
tidur dan ketenangan terlalu lama yang bisa menjadi pencetus penyumbatan
pembuluh darah. Hormon kortisol dan adrenalin juga akan terkontrol secara
alami, sehingga membuat jantung berdetak stabil dan normal, yang akan berimbas
langsung terhadap aliran darah dan sistem saraf.
Rasulullah Saw. pernah mengungkap bahwa dalam tubuh
manusia terdapat 360 persendian yang wajib untuk diberi sedekah. Sedekah yang
dimaksud adalah salat dhuha. Selain berfungsi sebagai terapi fisik, menurut
dr.Ibrahim Kazim, yang seorang peneliti sekaligus direktur di Trinidad Islamic
Academy, salat dhuha mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan zat enkefalin
dan endorphin secara alami. Hormon ini berfungsi memberikan perasaan gembira,
senang, rileks, dan tenang, sehingga menjadikan seseorang tampak lebih optimis,
hangat, menyenangkan, serta seolah menebarkan aura ini kepada lingkungan
sekitar (hal. 123).
Dari hasil penelitian Edwin Robertson D.Phill, profesor
neurology dari Harvard
Medical School,
bahwa terkadang memori kedua yang masuk ke otak dapat mengganggu memori pertama
yang sudah ada. Dalam batas-batas tertentu, informasi yang menumpuk di memori
otak akan saling berbenturan sehingga memicu apa yang kita sebut dengan lupa.
Edwin mengambil saran untuk mengambil napas dalam-dalam dengan suasana tenang
selama 20 menit untuk me-refresh otak
agar bisa berpikir lebih jernih dan menajamkan daya ingat. Dengan sujud, kita
bisa melakukan terapi serupa. Secara tak sadar kita telah melakukan tindakan
preventif atas penyakit demensia dan stroke (hal. 200). Sambil salat,
sebenarnya kita bisa melakukan terapi kesembuhan.*
(Nur Hadi, Kedaulatan Rakyat, Minggu 26 Juli 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar