Perjalanan dalam Kabut
Seperti buih yang pasrah dengan air, perahu itu terapung-apung tak tahu
harus ke mana. Kehilangan pengemudi, mesin diesel yang seharusnya menjadi penyelamat
pun telah mati. Sementara kabut mengepungnya dari segala penjuru.
Wirya coba mengingat-ingat sesuatu. Yang masih ia ingat, pemilik perahu
berjanji akan mengantarkannya ke kepulauan Karimun. Seperti juga halnya
orang-orang yang ada dalam perahu ini. Selebihnya ingatannya terhalang pening
tak tertanggung.
Wirya sempat bertanya kepada mereka yang senasib dengannya. Tentang kabut,
tentang di mana pemilik perahu. Tapi, entah mengapa orang-orang itu tak pernah
jawab. Membisu atau entah memang bisu. Hanya mata mereka seolah mengatakan,
“Aku tak tahu. Aku juga bingung dengan keadaan ini.”