Bersahabat dengan Hati Nurani Sendiri
Judul Buku : Crenshaw
Sahabat Beda Dunia
Penulis :
Katherine Applegate
Penerbit :
Penerbit Mizan
Cetakan :
Pertama, Maret 2017
Tebal : 171 halaman
ISBN :
978-602-61099-2-7
Novel remaja ini sebenarnya ‘mengangkut’ sejumlah masalah
sosial yang mungkin tak pernah kita sadari. Kata “Amerika” yang senantiasa
menjadi simbol kemewahan dan kehebatan
dalam segala halnya, ternyata tak demikian adanya. Apalagi ketika mengetahui
bahwa novel ini dibuat berdasarkan hasil riset dan wawancara dengan sejumlah
siswa di Monarch School, San Diego, California, yang benar-benar mengalami
kehidupan sebagai tunawisma.
Orangtua Jackson adalah seniman jalanan yang sama-sama
memiliki impian karir mapan. Namun pernikahan yang telah berjalan sekian tahun
dan menghasilkan dua anak ternyata semakin membenamkan mereka dalam kecuraman
nasib yang tak berkesudahan.
Meski mereka berusaha menyembunyikan kemelut yang dihadapi
dari pemahaman anak-anaknya, perlahan tapi pasti keganjilan itu terindra juga
oleh Jackson. Kepindahan ke van mini mula-mula memang menjadi sebuah kenangan
menyenangkan, tapi kepahitan selanjutnya; dari mulai diusir pemilik tempat
parkir, bergantian mengamen di perempatan jalan, serta raibnya satu per satu
barang-barang berharga milik mereka, menyadarkan Jackson bahwa perjalanan yang
ditempuh sebenarnya adalah sebuah kesalahan.
Lambat laun Jackson menyadari bahwa sebenarnya ada
kesalahan dalam apa yang selama ini ditanamkan orangtuanya. Kesengsaraan yang
diterima dengan mental pasrah membuat Jackson tak betah dan akhirnya memutuskan
minggat, mencari pekerjaan demi membantu orangtuanya dan terutama dirinya
sendiri yang terdera beban psikologi akibat masa lalunya yang pernah jadi
pengutil.
Dengan posisi Jackson sebagai narator,
penyimpangan-penyimpangan itu jadi tak terlihat secara vulgar lantaran kita
diperlihatkan melalui kacamata keluguan anak-anak. Penyimpangan Jackson yang
dihadirkan sepenggal-sepenggal bersanding dengan kemunculan Crenshaw (si kucing
raksasa berwarna hitam putih), menandakan bahwa teman imajiner tersebut muncul
bukan tanpa penyebab yang logis. Meskipun Jackson sebal dan benci setengah
mati—sebelum kemudian bisa berdamai dengan kondisinya sendiri, lantaran si
Crenshaw sendirilah yang kemudian ‘menguliti’ Jackson dengan pembicaraan jujur
yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Bahwa Crenshaw sebenarnya adalah
bagian dari menifestasi hati nurani Jackson, yang kadang bahkan ia ingkari
sendiri.*
Nur Hadi, Kedaulatan Rakyat 27 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar