Berkaca pada Kepribadian Rasulullah Saw.
Judul Buku : Sang
Rasul Terkasih Rasulullah Saw.
Penulis :
Khalid Muhammad Khalid
Penerbit :
Penerbit Mizania
Cetakan :
Pertama, Oktober 2014
Tebal :
169 halaman
ISBN :
978-602-9255-85-0
Buku ini menguraikan dengan rinci mengenai kepribadian
Rasulullah Saw., baik pada masa kanak, muda, dewasa, maupun setelah beliau
diangkat menjadi rasul. Menyelami peri kehidupan manusia agung ini, ditunjang
dengan gaya
penuturan Khalid yang membuat kita seakan hadir dan mengikuti setiap momen
kehidupan Nabi, benar-benar akan memperkaya batin dan menambah keimanan akan
keagungan budi luhur beliau. Kita tengok saja percakapan Abu Sufyan dengan
Kaisar Heraklius, raja Najasyi. Abu Sufyan yang dikenal amat memusuhi Islam,
entah mengapa tak bisa berdusta ketika membicarakan sosok Muhammad Saw. di
hadapan pembesar kaum musyrik tersebut (hal. 27). Tentu tak mengherankan pula
bila di masa sekarang banyak pula para pemikir, atau cendekiawan orientalis
yang juga turut memuji-muji kepribadian beliau. Sebut saja Alphonse de
Lamartine yang menyusun buku Voyage en
Orient (1835), lalu Rom Landau yang merupakan professor studi Islam dan
Afrika Utara di University of the Pasific, California, Amerika Serikat, yang
menyusun buku Islam and Arabs (1959).
Lantaran terbukanya pemikiran mereka, pengagum Rasulullah Saw. tersebut
akhirnya mendapat wawasan serta pengetahuan yang tak terkira, utamanya mengenai
sosok beliau. Meski tak sepaham dengan Rasulullah Saw., mereka mengakui dan
turut mengapresiasi keagungan, kesucian, dan kesalehan beliau. Ada lagi pendapat Sir
William Muir yang menuangkan pemikirannya dalam A Life of Mahomet and History os Islam to the Era of the Hegira; Annals
of the Early Caliphate. Kendati tak jarang dia mengeluarkan kesimpulan yang
keliru mengenai Rasulullah saw., tapi dia menulis, “Muhammad Saw. adalah
negarawan yang tiada bandingannya. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilannya
membangun sebuah negara dan masyarakat berdasarkan fondasi-fondasi luar biasa.
Yang patut diacungi jempol, Rasulullah membangun negara tersebut di tengah
banyak persoalan yang menghadang serta kerasnya watak manusia yang dijumpai.”
(hal. 44). Pendapat ini menggenapi gambaran bahwa Muhammad adalah manusia
multitalenta. Selain seorang filsuf, orator ulung, rasul, pejuang, penakluk
ide, beliau juga seorang legislator serta negarawan sejati. Sifat kenegarawan
beliau bahkan sudah terlihat sebelum panji-panji Islam berkibar di jazirah
Arab. Tengok saja ketika terjadi perselisihan di antara para kabilah perihal
siapa kiranya yang pantas memindahkan Hajar Aswad setelah proses renovasi
Ka’bah. Sempat terjadi adu fisik di antara para kabilah, hingga kemudian Abu
Umayyah ibn Al-Mughirah mengusulkan bahwa yang berhak meletakkan batu hitam itu
adalah orang yang pertama masuk Masjidil Haram. Di tengah keheningan mencekam
itulah Muhammad muncul dan akhirnya tercapai kesepakatan bahwa beliaulah orang
yang berhak mengangkat hajar Aswad ke tempatnya semula. Namun, tindakan apa
yang kemudian diambil beliau? Demi merekatkan kembali hubungan antar kabilah
yang hampir retak tersebut, Rasulullah memiliki cara unik. Beliau mengajak
mereka mengambil sehelai kain, lantas mengambil Hajar Aswad dan lalu
meletakkannya di atas kain tersebut, seraya berkata, “Setiap pemuka kabilah
silakan memegang setiap ujung kain ini.” Dan setelah Hajar Aswad itu telah
mendekati tempatnya, Muhammad membawa batu itu dengan kedua tangannya, lantas
meletakkan di tempatnya dan dibangunlah bangunan di atasnya (hal. 101).
Sejak kemunculan Islam 14 abad silam, agama ini
telah mendapat beragam sambutan, baik yang hangat maupun menyakitkan. Namun
Muhammad tetap menghadapi mereka dengan sabar dan penuh keyakinan bahwa
dakwahnya berangsur-angsur akan berhasil. Tak ada penambahan maupun distorsi
sedikit pun terhadap kitab-kitab samawi, betapapun banyaknya yang menentang.
Penulis melihat kelebihan Islam salah satunya terletak pada kecenderungan
(trend), orientasi, dan konsepnya yang universal (hal. 60). Tentu saja selain
didukung dengan kepribadian Rasulullah Saw. sebagaimana yang digambarkannya
dalam buku ini.*
(Nur Hadi, Harian Singgalang, Minggu 4 januari 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar