Menimba Pengalaman dari 22 Konglomerat
Indonesia
Judul Buku
: Resep Tajir 22 Konglomerat Indonesia
Penulis : Radis
Bastian
Penerbit :
Penerbit Laksana
Cetakan :
Cetakan Pertama, Desember 2015
Tebal :
188 halaman
ISBN : 978-602-391-025-0
22
sosok yang dipilih buku ini sudah teruji kredibilitasnya di bidang usaha
masing-masing. Nama mereka selalu tercatat dalam daftar orang terkaya versi majalah
Forbes, maupun Globe Asia. Sebut saja Ciputra yang pada usia 12 ia harus
kehilangan ayah yang meninggal dalam tahanan tentara pendudukan Jepang.
Berbagai kepahitan hidup semasa kecil justru menggelorakan semangatnya untuk
bersekolah. Ia bahkan baru lulus SD pada usia 16. Pendidikan yang ia peroleh
merupakan akumulasi pendidikan formal dan non formal. Jejak karirnya dimulai
ketika ia masih menjadi mahasiswa ITB. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali,
mereka mendirikan PT Daya Cipta, yang kini telah berkembang menjadi lima kelompok usaha pokok
yang berinti pada sektor properti. Dalam setiap kesempatan, ia selalu
menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk kemajuan bangsa. Ia pun mendapatkan
penghargaan dari MURI sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di
berbagai bidang dan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen
setelah mendirikan Universitas Ciputra Entrepreneurship
Centre (UCEC) yang telah memberikan pelatihan kepada 1.600 dosen (hal. 14).
Anda
juga bisa berguru dari kepiawaian dan kejelian Putera Sampoerna dalam melihat
peluang. 27 Agustus 1990 ia mendaftarkan PT HM Sampoerna sebagai perusahaan
publik. Pada tahun itu pula rokok kretek rendah tar dan nikotin pertama di
dunia yang diberi nama A Mild diproduksi. Namun demikian, meski Putera telah
membesarkan perusahaan itu, ia tak segan menjual 40% saham keluarga kepada
Philip Morris Internasional demi membuka peluang bisnis di bidang lain. Hasilnya,
tahun 2006 Putera berhasil mengakuisisi Sungai Rangit—perusahaan pengelola
kelapa sawit di Kalimantan Tengah, serta Selapan Jaya—perusahaan pengelola
sawit di Sumatera Selatan yang kemudian diubah namanya menjadi Sampoerna Agro
(SGRO). Dan tak hanya itu, Putera juga merambah ke bidang telekomunikasi dan
mendirikan perusahaan Ceria, serta bidang perkayuan dengan mendirikan Samko
Timber (hal. 91). Kepekaannya dalam melihat peluang, daya inovasi, serta
keberaniannya dalam mengambil risiko patut dijadikan contoh.
Buku
ini juga mengulik para konglomerat sekelas Bob Hasan, Eka Tjipta Widjaja, Budi
dan Michael Hartono, Sudono Salim, dll.*
(Nur Hadi, Kedaulatan Rakyat, Sabtu 6 Februari 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar