Selasa, 05 Mei 2015

Kiat Cerdas Mendampingi Anak



Kiat-kiat Cerdas Mendampingi Anak





Judul Buku  : Tanya Jawab Seputar Parenting
Penulis         : Bunda Novi
Penerbit       : Penerbit FlashBooks
Cetakan       :  Pertama, Februari  2015
Tebal            : 164 halaman
ISBN           :  978-602-7695-80-1


Bagi sebagian orangtua, mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak merupakan aktivitas yang menyenangkan. Akan tetapi, bagi sebagian orangtua lain hal tersebut bisa menjadi masalah tersendiri lantaran mereka tidak memiliki bekal ilmu sehingga kerap bingung saat harus mengatasi masalah tertentu yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Alih-alih mendapatkan solusi yang sesuai, tapi justru malah menambah runyam permasalahan. Mengasuh anak bukanlah hal sepele. Di dalam buku ini, kita akan menemukan jawaban atas beragam permasalahan umum yang dihadapi orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak.
Dimulai dengan pemahaman akan karakter anak (hal.9). Dalam menangani anak yang hiperaktif misalnya, kita harus memahami bahwa mereka mudah terangsang keingintahuannya, mudah teralihkan perhatiannya, tak tahan dengan kondisi yang menekan, dan kurang dapat mengontrol diri. Bagi sebagian orangtua, hiperaktif dianggap sebagai perusuh, pembuat onar, padahal sebenarnya mereka hanya butuh diberikan pengalih ke hal lain yang lebih positif. Untuk menangani anak yang temperamental atau gemar melempar barang-barang misalnya, juga diperlukan trik tersendiri. Gantilah benda-benda mainan mereka dengan yang lebih aman, seperti play dough atau bola plastik. Jangan meminta anak membereskan hasil lemparannya sendiri karena anak akan bingung. Ketahui akar permasalahan yang membuat anak menjadi temperamen. Penggunaan bahasa tutur juga menjadi kunci penyampaian nasihat yang tepat. Anak yang egois, anak yang menjadikan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya, anak yang suka berbohong, anak pembangkang, semuanya memiliki trik tersendiri untuk menanganinya.
Mendidik anak dalam hal berinteraksi dengan keluarga juga dibutuhkan ilmu tersendiri (hal. 43). Bagaimana supaya anak betah di rumah, bagaimana cara menangani anak yang terlalu lengket dengan orangtua, apa yang harus dilakukan jika anak hanya dekat dengan salah satu orangtua dibutuhkan ketegasan sikap dan bahasa komunikasi yang nyaman. Bagi para orangtua yang sebagian besar waktunya habis untuk bekerja juga selayaknya menyediakan waktu khusus untuk berkumpul dengan anak, agar tak tercipta gap dalam berkomunikasi. Orangtua pun jadi mudah saat ingin mengajarkan norma-norma tertentu kepada mereka.
Mengawasi interaksi anak dengan lingkup lingkungan sekolah juga amat penting lantaran lingkungan membawa pengaruh besar terhadap pertumbuhan mental mereka (hal. 65). Memilih sekolah yang mampu membantu anak dalam mengembangkan kemampuan mereka menjadi penting. Jangan sampai sekolah justru menjadi batu sandungan yang menjegal pertumbuhan mereka lantaran guru yang tak berkompeten atau adanya aturan-aturan yang menelikung. Cara sekolah ketika menangani anak bermasalah juga patut diperhatikan, sebab terkadang anak hanya mencari jalan pintas lantaran tak tahan dengan tuntutan yang terlalu berlebih (baik dari sekolah maupun orangtua). Ini senada ketika orangtua harus memerhatikan pola interaksi anak dengan lingkungan sosial (hal. 83). Tentu orangtua perlu membatasi dunia pergaulan anaknya jika dirasa ada yang salah dengan perubahan sikap yang terjadi. Cara paling sederhana untuk mengetahui dunia pergaulan anak adalah dengan mendengarkan setiap cerita yang anak sampaikan dan merespon dengan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang apa yang ingin diketahui perihal teman-temannya tersebut.
Selain melatih kedisiplinan dan kemandirian anak, mengasah kemampuan anak demi menemukan bakat terpendam yang mungkin bisa menjadi bekal hidup, pendidikan seks juga jangan sampai diabaikan. Hal itu bisa dimulai dengan hal sederhana semisal mengajari anak membersihkan alat kelaminnya sendiri. Hal ini secara tak langsung mengajarkan anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain menyentuh ‘milik’nya (hal. 144). Ketika anak mulai memperlihatkan ketertarikannya dengan lawan jenis, pengertian-pengertian dari orangtua adalah hal mutlak yang wajib diberikan.*

(Nur Hadi, Tribun Jateng, Minggu 3 Mei 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar