Kiat-kiat Cerdas Mendampingi Anak
Judul Buku : Tanya Jawab Seputar Parenting
Penulis : Bunda Novi
Penerbit : Penerbit FlashBooks
Cetakan :
Pertama, Februari 2015
Tebal : 164 halaman
ISBN :
978-602-7695-80-1
Bagi sebagian orangtua, mendidik,
mengasuh, dan membesarkan anak merupakan aktivitas yang menyenangkan. Akan
tetapi, bagi sebagian orangtua lain hal tersebut bisa menjadi masalah
tersendiri lantaran mereka tidak memiliki bekal ilmu sehingga kerap bingung
saat harus mengatasi masalah tertentu yang berkaitan dengan tumbuh kembang
anak. Alih-alih mendapatkan solusi yang sesuai, tapi justru malah menambah
runyam permasalahan. Mengasuh anak bukanlah hal sepele. Di dalam buku ini, kita
akan menemukan jawaban atas beragam permasalahan umum yang dihadapi orangtua
dalam mendidik dan membesarkan anak.
Dimulai dengan pemahaman akan
karakter anak (hal.9). Dalam menangani anak yang hiperaktif misalnya, kita
harus memahami bahwa mereka mudah terangsang keingintahuannya, mudah teralihkan
perhatiannya, tak tahan dengan kondisi yang menekan, dan kurang dapat
mengontrol diri. Bagi sebagian orangtua, hiperaktif dianggap sebagai perusuh,
pembuat onar, padahal sebenarnya mereka hanya butuh diberikan pengalih ke hal
lain yang lebih positif. Untuk menangani anak yang temperamental atau gemar
melempar barang-barang misalnya, juga diperlukan trik tersendiri. Gantilah
benda-benda mainan mereka dengan yang lebih aman, seperti play dough atau bola plastik. Jangan meminta anak membereskan hasil
lemparannya sendiri karena anak akan bingung. Ketahui akar permasalahan yang
membuat anak menjadi temperamen. Penggunaan bahasa tutur juga menjadi kunci
penyampaian nasihat yang tepat. Anak yang egois, anak yang menjadikan tangisan
sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya, anak yang suka berbohong, anak
pembangkang, semuanya memiliki trik tersendiri untuk menanganinya.
Mendidik anak dalam hal berinteraksi
dengan keluarga juga dibutuhkan ilmu tersendiri (hal. 43). Bagaimana supaya
anak betah di rumah, bagaimana cara menangani anak yang terlalu lengket dengan
orangtua, apa yang harus dilakukan jika anak hanya dekat dengan salah satu
orangtua dibutuhkan ketegasan sikap dan bahasa komunikasi yang nyaman. Bagi
para orangtua yang sebagian besar waktunya habis untuk bekerja juga selayaknya
menyediakan waktu khusus untuk berkumpul dengan anak, agar tak tercipta gap
dalam berkomunikasi. Orangtua pun jadi mudah saat ingin mengajarkan norma-norma
tertentu kepada mereka.
Mengawasi interaksi anak dengan
lingkup lingkungan sekolah juga amat penting lantaran lingkungan membawa
pengaruh besar terhadap pertumbuhan mental mereka (hal. 65). Memilih sekolah
yang mampu membantu anak dalam mengembangkan kemampuan mereka menjadi penting.
Jangan sampai sekolah justru menjadi batu sandungan yang menjegal pertumbuhan
mereka lantaran guru yang tak berkompeten atau adanya aturan-aturan yang
menelikung. Cara sekolah ketika menangani anak bermasalah juga patut
diperhatikan, sebab terkadang anak hanya mencari jalan pintas lantaran tak
tahan dengan tuntutan yang terlalu berlebih (baik dari sekolah maupun
orangtua). Ini senada ketika orangtua harus memerhatikan pola interaksi anak
dengan lingkungan sosial (hal. 83). Tentu orangtua perlu membatasi dunia
pergaulan anaknya jika dirasa ada yang salah dengan perubahan sikap yang
terjadi. Cara paling sederhana untuk mengetahui dunia pergaulan anak adalah
dengan mendengarkan setiap cerita yang anak sampaikan dan merespon dengan
pertanyaan-pertanyaan ringan tentang apa yang ingin diketahui perihal
teman-temannya tersebut.
Selain melatih kedisiplinan dan
kemandirian anak, mengasah kemampuan anak demi menemukan bakat terpendam yang
mungkin bisa menjadi bekal hidup, pendidikan seks juga jangan sampai diabaikan.
Hal itu bisa dimulai dengan hal sederhana semisal mengajari anak membersihkan
alat kelaminnya sendiri. Hal ini secara tak langsung mengajarkan anak untuk
tidak sembarangan mengizinkan orang lain menyentuh ‘milik’nya (hal. 144).
Ketika anak mulai memperlihatkan ketertarikannya dengan lawan jenis,
pengertian-pengertian dari orangtua adalah hal mutlak yang wajib diberikan.*
(Nur Hadi, Tribun Jateng, Minggu 3 Mei 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar