Rabu, 31 Desember 2014

Membaca Petuah Rumi Lewat Komik



Membaca Petuah Rumi Lewat Komik



Judul Buku  :  Komik Sufi Rumi
Penulis        :  Andityas Praba
Komikus     :  Rizki Goni
Penerbit      :  Penerbit Mizan
Cetakan      :  Pertama, November  2014
Tebal          :  141 halaman
ISBN          :  978-602-1337-30-1

Senin, 29 Desember 2014

Metafor Asap dan Tafsir ulang Siti Nurbaya



Metafor Asap dan Tafsir Ulang Siti Nurbaya




Judul Buku  :  Negeri Asap (Kumpulan Cerpen Riau Pos 2014)
Penulis        :  Taufik Ikram Jamil, Isbedy Stiawan ZS, dkk.
Penerbit       :  Penerbit Yayasan Sagang, 2014
Cetakan       :  Pertama, Oktober 2014
Tebal           :  149 halaman
ISBN           :  978-602-1366-34-9

Kamis, 04 Desember 2014

Kisah Cinta Anak Gangster



Kisah Cinta Anak Gangster




Judul Buku  :  Dilan
Penulis        :  Pidi Baiq
Penerbit       :  Penerbit DAR! Mizan
Cetakan       :  Keempat,  Juni 2014
Tebal           :  330 halaman
ISBN           :  978-602-7870-41-3

Rabu, 19 November 2014

Pesan Apa Adanya dari Blog Petualang



Pesan Apa Adanya dari Blog Petualang


Judul Buku  :  The Naked Traveler Anthology
Penulis        :  Trinity dkk.
Penerbit       : Penerbit B fisrt (PT Bentang Pustaka)
Cetakan       :  Ketiga, September 2014
Tebal           :  221 halaman
ISBN           : 978-602-1246-05-4

Selasa, 18 November 2014

Tentang Pendidikan Untuk Hewan-Hewan



Tentang Bakat dan Pendidikan
                                                                                          



Alkisah, pada suatu hari, para binatang besar di hutan ingin mengadakan sekolah bagi para binatang kecil. Para binatang besar itu ingin mengajarkan mata pelajaran yang dianggap penting untuk keberhasilan hidup di hutan, yaitu pelajaran memanjat, terbang, berlari, berenang, dan menggali.

Minggu, 16 November 2014

Memaknai Dzikir dari Sudut Pandang Lain



Memaknai Zikir dari Sudut Pandang Lain



Judul Buku  : Dzikir Itu Ajib!
Penulis        : M. Sanusi
Penerbit       : Penerbit DIVA Press
Cetakan       : Pertama, Agustus  2014
Tebal           : 201 halaman
ISBN           : 978-602-7968-93-6


Benang Merah antara Jodoh dengan Tahajjud



Benang Merah antara Jodoh dengan Tahajjud




Judul Buku  :  Nyambut Jodoh Via Tahajjud, Yuk!
Penulis        :  Ahfa Waid
Penerbit       :  Penerbit DIVA Press
Cetakan       :  Pertama,  September 2014
Tebal           :  204 halaman
ISBN           :  978-602-255-673-2

Selasa, 04 November 2014

Menjadi Pribadi yang Luar Biasa



Menjadi Pribadi yang Luar Biasa

Versi 1 (Majalah Luar Biasa, edisi Oktober 2014)


Judul Buku  :  Jadikan Dirimu Orang yang Tak Terlupakan
Penulis        :  Widarko Bangkit
Penerbit       :  Penerbit Laksana
Cetakan       :  Pertama,  September 2014
Tebal           :  190 halaman
ISBN           :  978-602-255-644-2

Minggu, 02 November 2014

Mahir Membaca Arab Gundul dengan Metode HIKARI



Mahir Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari




Judul Buku  :  Pintar Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari
Penulis        :  Agus Purwanto
Penerbit       :  Penerbit Mizania
Cetakan       :  Pertama, September 2014
Tebal           :  272 halaman
ISBN           :  978-602-1337-17-2

Kamis, 30 Oktober 2014

tentang Buah



tentang  Buah



Seorang ayah menasihati anaknya perihal buah yang ingin dipilih;

Seperti itulah buah. Kulitnya adalah untuk kau kupas. Dagingnya adalah untuk kau merasai manisnya. Sedangkan isinya adalah untuk kau tanam, agar ia dapat tumbuh lagi; di dalam hatimu.

Kamis, 23 Oktober 2014

Serial Joko Thole (6); Ternyata Cari Duit Itu Mudah



Ternyata Cari Duit Itu Mudah
(6)


“Weisss… cincin Kang Thole kereen!” mata Slamet berbinar-binar saat melihat cincin monel di jari manis Joko Thole.
“Barang mahal ini, jangan disentuh!”
“Alaah…paling juga dikasih orang. Kayak enggak tahu kondisi perekonomian negara Joko Thole saja.”
“Ya memang dikasih orang, Met, masak dikasih kuntilanak? Aku masih normal, Met. Tahu mana yang cewek salihah, mana yang cewek…”
“Harganya berapa, Kang?” potong Slamet.
“Enggak dijual.”
“Alaah… nanti Kang Thole kan bisa beli lagi. Atau begini saja, Kang Thole bersedia antar ke penjualnya langsung?”
“Ini kudapat dari orang Semarang lho, Met. Transportnya saja kamu tahu berapa kan?”
Slamet manyun.
Sementara itu ingatan Joko Thole tengah memutar ulang kejadian kemarin pagi, saat Joko Lelur pamit pulang.
“Ini kenang-kenangan dariku, Kang. Terima kasih karena Kang Thole telah menyebabkan saya sadar dan betul-betul ingin memperbaiki diri,” sambil berlutut.
Joko Thole terlonjak mengira dapat lamaran, “Eh, enggak, enggak, jangan!”
“Saya betul-betul ingin memperbaiki diri di rumah saya, di kampung kelahiran saya, Kang,” mimiknya sangat memelas.

Rabu, 22 Oktober 2014

Serial Joko Thole (5); Bagai Pinang Dibelah Dua



Bagai Pinang Dibelah Dua

(5)

Tok…Tok…Tok…
Joko Thole hanya mengolet.
Tok…Tok…Tok…
Joko Thole menyebak telinganya.
Tok…Tok…Tok…
“Buaj…jing!! Buaj…jing!!” genting rumah sampai tergetar lantaran bersin yang mahadahsyat itu.
Ada yang geleng kepala. Yang lalu mengembuskan napas halusnya ke telinga si Joko Thole lagi, “Maling…maling…maling…”
“Hmm…jengkol…nyam…nyam…,” malah justru keasyikan.
“Maling! Maling! Maling!”
“Hah, maling ?! Maling! Maling!” langsung terbangun. Panik. Menabrak tiang listrik di depan tempat tidurnya. Tapi begitu menyadari bahwa tiang listrik itu menyeringai ke arahnya sambil memamerkan sehelai bulu ayam, Joko Thole tambah panik.
“Setaaann!!” langsung melesat ke pintu.
“Kang Thole, ini aku, Lelur.”
“Hah, Lelur? Joko Lelur?” buru-buru mengopesi belek di kedua mata. Dunia pun terlihat terang-benderang.
“Oalah Lur, Lur. Cewek salihah itu pasti sekarang sudah minggat dari mimpiku,” dengan wajah lecek dan rambut masai, tanpa malu kembali ke peraduannya.
“Namanya siapa, Kang?” kedua matanya berbinar terang. Maklum, cowok yang satu ini juga menyimpan impian tersendiri tentang cewek salihah.
“Puspa Endah Di Taman Asri Buat Eyesmu Berseriseri.”
“Namanya wow sekali. Pasti orangnya juga wow. Kenalkan dong, Kang.”
“Tunggu sebentar ya.” Merilekskan tubuhnya di pembaringan. Memejamkan mata pelan-pelan. Lalu bibirnya pun mulai mendesiskan nama itu pelan-pelan, “Pus…pus…pus…”
Mimpi jilid kedua dimulai.
*          *          *

Minggu, 19 Oktober 2014

Sungkalabasa



Sungkalabasa



Pernahkah kalian mendengar cerita tentang seorang lelaki yang akhirnya terkena tulah ucapannya sendiri? Mungkin cerita semacam ini sudah pernah mampir ke telinga kalian. Mungkin, kalian bahkan pernah melihat orang yang terkena tulah semacam itu. Namun, luangkanlah waktu sejenak untuk mendengarkan kisahku ini. Kisah dari negeri antah berantah. Juga kisah tentang seseorang yang terkena tulah lidahnya sendiri.
Kisah ini dimulai dari seorang lelaki yang telah dikuasai sedih dan amarah yang amat sangat. Terlebih ketika melihat tangannya yang telah berlumuran darah Begawan Sekutrem—yang ia anggap sumber dari segala malapetaka ini.
“Kaulah yang mencari mautmu sendiri, hai Bambang Sekutrem! Jangan salahkan diriku!” laksana guntur suaranya, menggelegar di sepanjang jalan pulang yang dilaluinya. Membuat orang-orang langsung sembunyi ke dalam rumah begitu mendengarnya.
“Kau pikir dirimu itu ksatria, ha?! Bukankah sudah kubilang, kesaktian yang kuminta itu demi untuk menjaga negaraku?!” teriaknya lagi, membantah ujaran-ujaran Begawan Sekutrem yang tak mau pergi dari telinganya.
“Aku tak punya watak penyabar?! Kaulah yang telah menyebabkan kematianmu sendiri! Kau juga yang telah menyebabkan aku jadi seperti ini! Masih juga kau persalahkan diriku?!”
Amarah lelaki itu semakin menjadi-jadi ketika tanpa sengaja terlihat bayang wajahnya di bening air. Setiap ia jumpa sungai, kemarahannya meledak-ledak. Dihantamnya jernih air itu hingga tak berani lagi menampakkan tampan wajah yang kini hilang berganti rupa mengerikan.

Minggu, 12 Oktober 2014

Dia Ingin Pergi ke Negeri Dongeng



Dia Ingin Pergi ke Negeri Dongeng




Remang-remang. Fajar belum sepenuhnya membawa cahaya. Namun rasa penasaran benar-benar telah merasukinya. Toto berusaha menghindari suara. Bahkan saat coba memperbesar lubang di dinding gedheg itu dengan sebatang ranting.
Ia berharap menemukan sesuatu yang lain. Semacam kebiasaan aneh yang belum diketahui oleh siapapun. Tapi yang didapatinya masih saja seperti kemarin. Sosok itu masih tergeletak pulas di atas pembaringannya. Hanya seperti itu. Selama bermenit-menit kemudian. Seperti beberapa hari kemarin.
Ia pernah mencoba cara itu. Berlama-lama tidur. Mungkin itu adalah cara mendapatkan lebih banyak mimpi—yang kemudian menjadi dongeng. Tapi ia tidak bisa. Tidur lama—yang jadi terlihat seperti pemalas—adalah kemustahilan baginya. Itulah mengapa ia amat berharap akan menemukan rahasia lain dari lelaki yang tengah diintipnya sekarang. Meski toh akhirnya ia kecewa lagi hari ini.
*             *          *

Jumat, 10 Oktober 2014

Manunggaling Kawulo Gusti



Manunggaling Kawulo Gusti: Sebuah Tinjauan Sekilas






Bahwa tujan akhir sufisme sebenarnya bukanlah tentang keakuan dan Yang Ilahi, meskipun jalan yang dilalui adalah usaha-usaha untuk mencapai kesatuan hamba dengan Tuhan. Senada dengan apa yang dimaksudkan oleh  GBPH H. Joyokusumo (adik kandung Sri Sultan Hemengkubuwono X) tentang makna manunggaling kawulo gusti, yang adalah pendekatan dan rasa ketuhanan yang ada dalam diri seseorang, bukannya bersatunya hamba dengan Tuhan secara harfiah.
Rasa adalah tolok-ukur pragmatis terhadap arti segala usaha mistik orang Jawa. Rasa membawa maksudnya dalam dirinya sendiri, rasa adalah keadaan yang puas tenang, ketentraman batin, ketiadaan ketegangan, sehingga memunculkan kebahagiaan baik bagi sang pelaku, lebih-lebih bagi semesta. Filsafat Yunani mengenal ini sebagai eudaimonia (Franz Magnis Suseno, 1984:133).  Rasa seolah menjadi pokok dari segala laku, menjadi ruh yang tak terpisahkan dari setiap tindakan.

Rabu, 08 Oktober 2014

Simbolisme dalam Ritual Jawa



Simbol dalam Ritual Jawa



Orang (khususnya) Jawa memang senang mengungkap sesuatu dengan perlambang, dengan simbol-simbol. Bahkan hampir semua suku di dunia dalam berbagai situs yang ditemukan, selalu menyatakan sesuatu dengan perlambang dan simbol-simbol. Termasuk dalam upacara tradisi yang masih mereka jalankan. Bisa dipastikan mereka menggunakan tata aturan (ubo rampe) tersendiri yang sebenarnya mencerminkan hubungan mereka dengan diri sendiri, Sang Pencipta Semesta, juga alam sekitarnya.
Masyarakat Jawa misalnya. Dari sejak lahir hingga mati, kesemuanya memiliki tata aturan sedemikian rupa, seolah setiap fase dalam kehidupan adalah sesuatu yang istimewa yang harus diatur sebaik-baiknya. Meski ujung dari segala fase itu adalah ketragisan, yakni menjemput maut. Dari tata laku hingga tata pikir juga diberi ancer-ancer (batasan-batasan) agar tidak kesasar dan menjadi ‘manusia hilang’.

Kegunaan Bahasa Nonverbal dalam Rumah Tangga



Pentingnya Pemahaman Bahasa Nonverbal dalam Rumah Tangga



Judul Buku  :  Pintar Membaca Bahasa Wajah & Tubuh Istri
Penulis        :  Yanuar A.
Penerbit       :  Penerbit DIVA Press
Cetakan       :  Pertama, September  2014
Tebal           :  240 halaman
Harga          :  38.000
ISBN           :  978-602-255-669-5

Minggu, 28 September 2014

Sastra Bonsai



Sastra Bonsai



Setali dengan pendapat Gilles Deleuze dalam Nietzsche and Philosophy (1962) dalam soal kritik, bahwa inti kritik sebenarnya bukanlah pembenaran (bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah), namun hanya merupakan cara pandang yang berbeda dalam merasakan. Pendek kata, kritik adalah sensibilitas lain. Maka tak heran jika kritik antara satu orang dengan yang lainnya bisa berbeda meski obyek yang menjadi sumber kritik satu sama. Karena sensibilitas tiap individu tentulah akan berbeda-beda tergantung pengalaman yang telah tertabung dalam otak dan hatinya.
Hal ini kemudian akan menimbulkan masalah jika dua orang pengkritik saling ngotot perihal kefasihan kritik yang telah disampaikan. Apalagi jika dua orang tersebut sama-sama menganggap dirinya ‘paling’ dibanding yang lain. Sementara obyek yang menjadi sasaran kritik atau sasaran pembanding terhadap obyek itu, hampir tiada cacat cela yang begitu berarti. Mungkin itu sebabnya dalam suatu lomba, terutama menulis, sering didapati pasal persyaratan; Keputusan juri bersifat final, alias tidak dapat diganggu gugat.

Kamis, 18 September 2014

Dia telah Meninggalkan Tubuhnya



Dia Telah Meninggalkan Tubuhnya




Jangan kira di bangku bawah pohon mangga di taman kota yang sering kalian kunjungi itu kosong. Sebenarnya ada seseorang di situ. Seseorang yang tak bisa kalian lihat. Namun ia bisa melihat semua kalian dari tempat duduknya. Seperti sekarang.
Hari masih berselimut dingin embun pagi. Kicau seekor burung pipit yang terdengar murung di telinga seolah mengabarkan dirinya yang  kesepian. Rerumputan masih basah. Beberapa orang terlihat lari pagi. Dua petugas kebersihan terlihat sibuk melaksanakan tugas hariannya. Sepasang muda-mudi tampak bercakap riang di bawah rindang akasia. Semua itu berganti-ganti menjadi pemandangan yang dilihat oleh sesosok di bangku taman itu. Sesosok yang tengah menikmati ketenangannya sendiri, yang banyak hari di belakang tak pernah ia dapati.
Kini, puaslah ia melihat dunia yang tak lagi hirau padanya. Tersenyum-senyumlah ia mengenang rentetan peristiwa dalam kepalanya. Tak seperti dulu, ketika ia masih memakai pakaian gemerlapan itu. Bahkan untuk sekedar membunuh jenuh ke mall saja, ia langsung diburu.
*          *          *

Belajar dari Filosofi Warisan Tiongkok Kuno



Belajar dari Filosofi Warisan Tiongkok Kuno



Judul Buku  :  Filosofi-Filosofi Warisan Tiongkok Kuno
Penulis        :  Emsan
Penerbit       :  Penerbit Laksana
Cetakan       :  Pertama, September  2014
Tebal           :  276 halaman
Harga          :  45.000
ISBN           :  978-602-255-646-6

Sabtu, 06 September 2014

Siri



Siri[1]



Sejak lelaki itu tak tercium baunya lagi, kulihat Mbak Yuni jadi seperti pohon yang meranggas. Sering kulihat ia menangis dalam kesunyiannya sendiri.
Semuanya dimulai tiga tahun silam. Pak Darji lah yang mengenalkan lelaki itu ke Bapak. Lelaki dari Semarang. Ia punya dua petak sawah di Sugihmanik sini. pak Darji adalah orang yang dipercaya menggarap sawah itu dengan sistim paroan[2].
Kukira sejak semula Mbak Yuni memang tak suka-suka amat dengan lelaki itu. Mungkin karena cara lelaki itu menawarkan, memperlihatkan sekaligus memamerkan diri, Mbak Yuni jadi seperti tak punya pilihan lain.
Saat pertama kali Pak Darji menanyakan Mbak Yuni kepada Bapak, dia membawa sekardus oleh-oleh untuk kami berlima. Lalu setelah Bapak semakin ramah kepada Pak Darji, dia pun jadi semakin sering datang dengan bermacam-macam oleh-oleh. Dari berkaleng-kaleng biskuit, pakaian, TV, bahkan juga berkarung-karung beras hasil sawahnya.

Jumat, 05 September 2014

Cirakalasupta



Cirakalasupta



Sebenarnya sudah sejak dari pertapaan Goharna  aku melihat kejanggalan itu. Tentang siapa sebenarnya yang dianugerahi cirakalasupta oleh Sang Brahma. Meski awal mulanya aku sangat tidak menduganya karena lelaki itulah orang yang pertama kali mentertawakan permintaanku yang tak kusengaja.
“Kamu ini memang adikku yang paling lugu, Kumbakarna. Kenapa kau minta anugerah kesaktian untuk tidur? Cobalah pikir, apa faedahnya untukmu? Kalau hanya untuk tidur, siapapun bisa melakukannya. Dan kalaupun kau menginginkan untuk tidur seribu tahun, aku bisa menjamin bahwa siapapun takkan berani mengganggu tidurmu.”
Aku memang termangu-mangu saat menyadari ketololanku itu. Bagaimana aku bisa mengucap cirakalasupta untuk susah payahku selama sepuluh ribu tahun? Padahal sebelumnya aku sudah merencanakan permintaan seruntut mungkin.

Rabu, 03 September 2014

Langkah Cerdas Atasi Penyakit Paling Mematikan



Langkah Cerdas Atasi Penyakit Paling Mematikan


Judul Buku  :  Save Your Live (Mengatasi 9 Penyakit Paling Mematikan)
Penerjemah  :  Rani Ekawati
Penulis        :  Prof. Michael Kidd & Prof. Leanne Rowe
Penerbit       :  Penerbit Noura Books
Cetakan       :  Cetakan Pertama, Mei 2014
Tebal           :  227 halaman
ISBN           :  978-602-1606-42-1

Dengan teknologi kesehatan yang semakin canggih, angka harapan hidup manusia sebenarnya terus meningkat. Namun hal itu jangan sampai berarti bahwa kita bisa berumur panjang, tetapi sakit-sakitan, bergantung pada obat, atau bahkan mengalami disabilitas ketika tua. Buku ini akan mengajari kita langkah apa saja yang bisa membuat lebih sehat dan bugar serta terbebas dari sembilan penyakit utama yang paling banyak membawa kematian.
Langkah pertama yang dianjurkan adalah pemeriksaan kesehatan (hal. 2), dari mulai lingkar pinggang dan indeks massa tubuh, tekanan darah, dan tes urine. Langkah kedua yakni mengetahui riwayat kesehatan keluarga (hal. 24). Hal ini dimaksudkan guna memudahkan saat berkonsultasi dengan dokter untuk membuat rencana kesehatan pribadi menyeluruh untuk skrining beberapa penyakit umum yang bisa dicegah berdasar riwayat medis dan riwayat keluarga. Ketiga adalah dengan memperbaiki diet (hal. 32). Penurunan berat badan dan kondisi sehat jangka panjang sebaiknya dicapai melalui diet yang sesuai, disertai dengan perubahan gaya hidup. Olahraga adalah langkah keempat yang dianjurkan (hal. 52). Bagaimana memilih olahraga yang sesuai, berapa lama porsinya, serta tips untuk mematuhi rencana berolahraga, dibeberkan detail mengingat pentingnya aktivitas fisik ini demi pencegahan penyakit dan kesehatan jangka panjang. Langkah selanjutnya adalah mengurangi segala perilaku berisiko, baik untuk jangka panjang apalagi yang jangka pendek (hal. 62). Beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi alkohol, penyalahgunaan psikotropika, seks bebas, atau tak memerhatikan keselamatan saat berkendara di jalan raya, alangkah baiknya diganti dengan kegiatan-kegiatan positif yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Di Australia, biaya kesehatan langsung akibat merokok konon mencapai 1,1 miliar dolar per tahun. Bisa dibayangkan jika dana itu dialihkan ke bidang lain yang lebih membutuhkan. Langkah terakhir yang dianjurkan adalah merespons kondisi darurat dengan cepat (hal. 90). Banyak orang yang mendapat pengobatan sejak awal setelah serangan jantung atau stroke akan tetap menjalani kehidupan normal. Banyak kanker dapat disembuhkan, deteksi dini diabetes, penyakit jiwa, atau osteoporosis, dapat disembuhkan dengan perubahan gaya hidup yang mudah.
Di bagian kedua buku ini, Anda akan diingatkan mengenai bahaya sembilan besar penyakit yang paling banyak membawa kematian. Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian dan disabilitas nomor satu. Sekitar 3,4 juta orang Australia dan 7,6 juta orang Indonesia tercatat mengalami gangguan ini setiap tahunnya (2013). Penyakit ini dapat dicegah dan diobati dengan penanganan faktor risiko yang meliputi; kebiasaan merokok, jarang melakukan aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, dan apnea tidur obstruktif. Stroke adalah pembunuh utama selanjutnya. Hampir sama dengan penanganan penyakit jantung, pengendalian faktor risiko dan deteksi dini bisa sangat menurunkan peluang. Kanker adalah momok berikutnya, di mana setiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita per 100.000 penduduk (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Disusul penyakit paru yang jumlah penderitanya meningkat 20% setiap tahun seiring peningkatan jumlah perokok. Penyakit selanjutnya adalah depresi, di mana kita dianjurkan proaktif melindungi diri dengan menantang pikiran negatif, lebih sering bersantai dan berolahraga, memelihara hubungan pribadi, tidur nyenyak, konsumsi makanan bergizi, dan mencari pertolongan sesegera mungkin. Konseling psikologis, terapi perilaku kognitif dan obat antidepresan merupakan penanganan paling efektif. Demensia (kepikunan), diabetes, dan osteoporosis, juga masuk dalam sembilan penyakit mematikan ini. Diselipi beberapa pengalaman nyata serta bagaimana cara efektif pendeteksian dini dan pencegahannya, buku ini sungguh layak menjadi pegangan keluarga yang ingin lebih produktif dan bahagia. Maukah Anda menyelamatkan diri dan orang-orang yang Anda cintai?*


(Nur Hadi, Jateng Pos, Minggu 31 Agustus 2014)